Percepatan Luas Tambah Tanam (LTT) di Kabupaten Kotabaru

Percepatan Luas Tambah Tanam di Kabupaten Kotabaru

Dalam upaya mendukung kebijakan pembangunan pertanian nasional menuju swasembada pangan, Kabupaten Kotabaru terus menggenjot program Percepatan Luas Tambah Tanam (LTT). Wakil Bupati Kotabaru menegaskan bahwa peningkatan produksi dan kemandirian pangan hanya dapat terwujud melalui kolaborasi erat antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat.

Beliau memaparkan lima peran strategis penyuluh pertanian yang menjadi ujung tombak keberhasilan program ini, yaitu:

  • Pendampingan dan edukasi kepada petani.
  • Penerapan teknologi pertanian terbaru di lapangan.
  • Pemantauan dan pelaporan perkembangan pertanian.
  • Penyebaran informasi yang cepat dan tepat.
  • Fasilitator dan mediator, termasuk dalam penyaluran benih serta pupuk

Selain itu, beliau mengingatkan pentingnya perbaikan data pertanian, khususnya data sawah. Hal ini krusial mengingat kebutuhan beras masyarakat Kotabaru mencapai 27.585 ton per tahun. Namun, tantangan terbesar saat ini adalah minimnya petani milenial dan meningkatnya minat masyarakat untuk beralih ke perkebunan, terutama kelapa sawit.

Sementara itu, Bapak Mulyono S.P., M.M, Sekretaris Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian RI, memberikan penekanan khusus. Menurutnya, keberadaan penyuluh pertanian tidak boleh dianggap formalitas, jika perannya tidak terasa bagi petani, maka patut dipertanyakan apa yang sudah dikerjakan selama ini.

Percepatan Luas Tambah Tanam (LTT) di Kabupaten Kotabaru

Beliau juga menargetkan peningkatan Indeks Pertanaman (IP) hingga 1,5 kali, bahkan 3 kali lipat. Peringatan serius pun disampaikan: Indonesia kehilangan sekitar 100.000 hektar sawah setiap tahun. Jika tren ini terus berlanjut selama 30 tahun, maka generasi mendatang terancam kekurangan pangan.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah menargetkan pencetakan 3 juta hektar sawah baru secara nasional, dengan target 5.000 hektar khusus di Kotabaru. Langkah percepatan juga dilakukan melalui penyaluran Sarana Produksi Pertanian (Saprodi), bantuan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan), serta pembentukan Brigade Pangan yang beranggotakan anak-anak muda. Brigade ini diharapkan mampu mengelola 150–200 hektar lahan secara modern dengan dukungan Alsintan yang memadai.